Padang, Sentak.id– Polresta Padang menindaklanjuti laporan dari Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Ditreskrimsus) Polda Sumbar terkait adanya unggahan di media sosial yang mengindikasikan ancaman bunuh diri.
Kabid Humas Polda Sumbar, Kombes Pol Susmelawati Rosya mengatakan, laporan tersebut mulanya berasal dari informasi Kasubdit IV Ditreskrimsiber Polda Metro Jaya.

Kemudian, pada Rabu (4/6/2025) sekitar pukul 23.15 WIB, tim dari Polsek Koto Tangah melakukan pengecekan di Jalan Talao Sapek, RT 02 RW 11, Kelurahan Pasie Nan Tigo, Kecamatan Koto Tangah, Kota Padang.
Dari penyelidikan di lapangan, lanjutnya, ditemukan seorang perempuan berinisial IH (22), karyawan swasta, yang memiliki akun Instagram atas nama Lara Renja yang terkoneksi dengan Facebook Meta.
IH ini, sebelumnya diketahui tinggal di Jalan Bakti Nomor 27, Kelurahan Parupuk Tabing, namun kini berdomisili di Jalan Talao Sapek.
Berdasarkan wawancara yang dilakukan Kapolsek Koto Tangah, Kompol Afrino, ujar AKBP Susmelawati, IH (22) mengakui telah membuat unggahan di Instagram pada dini hari tanggal 4 Juni 2025 pukul 02.00 WIB.
Di mana, dalam postingan itu, IH menyatakan keinginannya untuk bunuh diri. Ia menyebutkan bahwa unggahan tersebut dipicu oleh rasa rindu terhadap ayahnya yang telah meninggal dunia, ditambah tekanan pekerjaan yang membuatnya merasa lelah.
“IH juga mengungkapkan kekecewaannya karena merasa kemampuan yang dimilikinya, seperti memasak, bermain alat musik, dan kemampuan berbahasa Inggris, tidak dihargai dengan gaji yang layak, yakni hanya Rp2 juta per bulan,” bebernya.
Tak hanya itu, AKBP Susmelawati mengatakan, IH juga diketahui memiliki riwayat perawatan jalan oleh dokter spesialis kejiwaan di Rumah Sakit Yos Sudarso selama tiga tahun.
Menanggapi hal ini, Kapolsek Koto Tangah mengambil langkah cepat dengan memberikan motivasi dan pencerahan kepada IH untuk kembali bersemangat menjalani hidup.
Ia juga diingatkan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT, tidak lagi berpikir atau melakukan tindakan bunuh diri, serta tidak membuat unggahan serupa di media sosial karena dapat memicu kegaduhan. Selain itu, IH diberikan alat zikir sebagai bentuk dukungan spiritual.
“Setelah menerima pendampingan, IH berjanji untuk menjalani hidup dengan penuh semangat dan rasa syukur, serta tidak akan lagi membuat unggahan yang berkaitan dengan bunuh diri di media sosial,” tutupnya. (psb)